Ana gadis yang tanggap dan jeli dalam melihat sisi kejelekan orang lain. Teman-temannya banyak yang kagum melihat'kelebihannya' ini dan mengacungkan jempol, sebab selain cepat menemukan kesalahan orang lain, kritikannya kerap disertai firman Tuhan. Gimana nggak hebat, karena ia memang lulusan sekolah Theologia...Namun ternyata, ia hanya pintar berteori tapi prakteknya jauh dibawah standar.
Dalam Alkitab pun kita bisa melihat adanya sosok seperti Ana. Ahli Taurat dan orang-orang farisi, itulah mereka. Bicara hukum Taura. Wow! Mereka adalah pakarnya. Malah sangat memegang teguh pelaksanaan hukum taurat. Nggak heran di mana pun mereka berada, mereka suka memperhatikan kehidupan orang-orang yang ada dan langsung mengkritik kalau ada yang salah, nggak peduli siapa pun orangnya. Pokoknya, mereka nggak tahan bila melihat ada satu kekurangan yang sekaligus menjadi kesalahan terbesar bagi mereka, praktek hidup mereka justru nol.
Dalam realita hidup setiap hari pun, banyak di antara kita yang hidupnya seperti ahli Taurat dan orang Farisi. Kita pintar melihat kekurangan dan kesalahan orang lain serta gemar mengkritiknya kesalahan mereka dengan firman. tetapi kita sendiri tidak pernah melakukannya. Makanya Alkitab juga menegaskan, begitu mudah kita melihat secukil kayu di mata orang lain tetapi kita sendiri nggak bisa melihat balok yang ada di mata kita.
Saudaraku, sejak dulu dan samapi sekarang ini, Tuhan nggak butuh orang-orang yang menguasai firman sehingga bisa mengkritik orang lain. Dia butuh orang-orang yang mengerti firman Tuhan sekaligus senantiasa mempeaktekkannya dalam hidup, sebelum menerapkannya pada orang lain. Gimana dengan kita? Apakah kita pun sekedar ngerti firman dan pintar mengkritik? Atau kita menguasai firman-Nya, melakukannya dan membagikannya dengan rekan-rekan kita?
Terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini:
sumber gambar: www.gameacademy.com |
Dalam Alkitab pun kita bisa melihat adanya sosok seperti Ana. Ahli Taurat dan orang-orang farisi, itulah mereka. Bicara hukum Taura. Wow! Mereka adalah pakarnya. Malah sangat memegang teguh pelaksanaan hukum taurat. Nggak heran di mana pun mereka berada, mereka suka memperhatikan kehidupan orang-orang yang ada dan langsung mengkritik kalau ada yang salah, nggak peduli siapa pun orangnya. Pokoknya, mereka nggak tahan bila melihat ada satu kekurangan yang sekaligus menjadi kesalahan terbesar bagi mereka, praktek hidup mereka justru nol.
Dalam realita hidup setiap hari pun, banyak di antara kita yang hidupnya seperti ahli Taurat dan orang Farisi. Kita pintar melihat kekurangan dan kesalahan orang lain serta gemar mengkritiknya kesalahan mereka dengan firman. tetapi kita sendiri tidak pernah melakukannya. Makanya Alkitab juga menegaskan, begitu mudah kita melihat secukil kayu di mata orang lain tetapi kita sendiri nggak bisa melihat balok yang ada di mata kita.
Saudaraku, sejak dulu dan samapi sekarang ini, Tuhan nggak butuh orang-orang yang menguasai firman sehingga bisa mengkritik orang lain. Dia butuh orang-orang yang mengerti firman Tuhan sekaligus senantiasa mempeaktekkannya dalam hidup, sebelum menerapkannya pada orang lain. Gimana dengan kita? Apakah kita pun sekedar ngerti firman dan pintar mengkritik? Atau kita menguasai firman-Nya, melakukannya dan membagikannya dengan rekan-rekan kita?
Terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini:
Mengapa kalian melihat secukil kayu dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kalian perhatikan.Matius 7:3