Bacaan renungan: 1 Samuel 2:22-25
Rio adalah anak pendeta terkenal. Menyebut nama ayahnya saja, hampir semua orang kristen di kotanya langsung segan. Maklum, kharisma ayahnya sangat melekat bagi jemaat dan lingkungannya. Sebagai anak, tentu Rio bangga punya ayah yang sangat berkharisma. Tapi sayang, Rio tidak bisa menjaga nama baik ayahnya. Bayangkan, Rio ternyata merupakan pelanggan tetap sebuah diskotek termahal dikotanya. Dengan modal tampang, Rio telah menjadi lelaki hidung belang. Perbuatannya itu tercium kepada sejumlah hamba Tuhan dan seluruh jemaat meminta pada ayahnya untuk menegur Rio, tapi sang gembala menaggapinya dengan sikap yang kurang memiliki simpati. Sang gembala justru menutupi tingkah laku anaknya. Akhirnya kredibilitas sang ayah dan juga selaku pendeta di hadapan jemaatnya langsung merosot tajam. Pelayanan ibadah pun jadi terganggu.
Terkadang kita tidak menyadari bahwa apa pun yang kita lakukan tidak lepas dari bayang-bayang orang tua. Dalam arti, segala tingkah laku dan nilai-nilai hidup kita sangat menentukan nama baik orang tua kita. Kita nggak bisa cuek seperti yang biasa dikatakan orang muda sekarang, dengan alasan " yang melakukan kita sendiri kok kenapa harus orang tua yang repot". Bagaimana pun jika tingkah laku kita buruk, maka nama orang tua kita ikut tercoreng dan lebih parahnya lagi nama Tuhan pun ikut dihujat akibat perbuatan kita
Kebayang nggak sih, betapa sedihnya hati orang tua kita bila kredibilitasnya hancur hanya gara-gara tingkah laku kita yang tidak bisa menghargai orang tua. Menghormati orang tua nggak cuman taat pada nasehatnya tapi juga menjaga nama baiknya.
Sobat muda, sebagai orang tua terkadang kasihnya menutupi pelanggaran anaknya, sekalipun nama baiknya jadi taruhannya. Tapi apa kita tega menyakiti kasih sayangnya dengan perbuatan buruk kita? Tidak, jangan lakukan itu! Jangan biarkan orang tua kita bersalah di hadapan Allah hanya karena menutupi perbuatan buruk kita. Sebaliknya mari menjadi anak yang takut akan Allah dan senantiasa mendoakan orang tua kita sehingga bukan hanya orang tua kita saja yang bangga pada kita, namun lebih dari semuanya Allah pun bangga pada kita dan keluarga kita menjadi terang bagi kemuliaan nama Tuhan.
Terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini:
Rio adalah anak pendeta terkenal. Menyebut nama ayahnya saja, hampir semua orang kristen di kotanya langsung segan. Maklum, kharisma ayahnya sangat melekat bagi jemaat dan lingkungannya. Sebagai anak, tentu Rio bangga punya ayah yang sangat berkharisma. Tapi sayang, Rio tidak bisa menjaga nama baik ayahnya. Bayangkan, Rio ternyata merupakan pelanggan tetap sebuah diskotek termahal dikotanya. Dengan modal tampang, Rio telah menjadi lelaki hidung belang. Perbuatannya itu tercium kepada sejumlah hamba Tuhan dan seluruh jemaat meminta pada ayahnya untuk menegur Rio, tapi sang gembala menaggapinya dengan sikap yang kurang memiliki simpati. Sang gembala justru menutupi tingkah laku anaknya. Akhirnya kredibilitas sang ayah dan juga selaku pendeta di hadapan jemaatnya langsung merosot tajam. Pelayanan ibadah pun jadi terganggu.
Terkadang kita tidak menyadari bahwa apa pun yang kita lakukan tidak lepas dari bayang-bayang orang tua. Dalam arti, segala tingkah laku dan nilai-nilai hidup kita sangat menentukan nama baik orang tua kita. Kita nggak bisa cuek seperti yang biasa dikatakan orang muda sekarang, dengan alasan " yang melakukan kita sendiri kok kenapa harus orang tua yang repot". Bagaimana pun jika tingkah laku kita buruk, maka nama orang tua kita ikut tercoreng dan lebih parahnya lagi nama Tuhan pun ikut dihujat akibat perbuatan kita
Kebayang nggak sih, betapa sedihnya hati orang tua kita bila kredibilitasnya hancur hanya gara-gara tingkah laku kita yang tidak bisa menghargai orang tua. Menghormati orang tua nggak cuman taat pada nasehatnya tapi juga menjaga nama baiknya.
Sobat muda, sebagai orang tua terkadang kasihnya menutupi pelanggaran anaknya, sekalipun nama baiknya jadi taruhannya. Tapi apa kita tega menyakiti kasih sayangnya dengan perbuatan buruk kita? Tidak, jangan lakukan itu! Jangan biarkan orang tua kita bersalah di hadapan Allah hanya karena menutupi perbuatan buruk kita. Sebaliknya mari menjadi anak yang takut akan Allah dan senantiasa mendoakan orang tua kita sehingga bukan hanya orang tua kita saja yang bangga pada kita, namun lebih dari semuanya Allah pun bangga pada kita dan keluarga kita menjadi terang bagi kemuliaan nama Tuhan.
Terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini:
1 Samuel 2:29 berkata: Jadi, mengapa engkau masih serakah melihat kurban-kurban yang sesuai dengan perintahKu, dopersembahkan bangsaKu kepada Ku? Mengapa engkau Eli lebih menghormati anak-anakmu daripada menghormati Aku, dan membiarkan mereka menggemukkan dirinya dengan bagaian yang terbaik dari setiap persembahan bangsaKu kepadaKu?