RENUNGAN HARIAN

SUDAH SAATNYA UNTUK BERUBAH

renungan harian, renungan nasrani, renungan alkitab

Bacaan renungan: Efesus 4:11-16

Adik saya punya teman dekat. Tapi teman dekatnya itu sangat sulit akrab dengan kami. Sebenarnya kami bukannya nggak bisa akrab, tapi kami merasa temannya ini memiliki kepribadian yang kaku. Saya sempat menyampaikan hal ini pada adik saya. Ternyata adik saya juga sangat tahu dengan sifat temannya ini. Tapi adik saya mengatakan bahwa itu merupakan sifatnya sejak kecil, jadi sulit untuk diubahkan. Lalu saya mengatakan bahwa sifat seperti itu bisa diubah. Tapi adik saya tetap ngotot tidak bisa karena faktor keluarganya juga seperti itu, selain itu anaknya sendiri tidak ada kemauan untuk berubah.

sudah-saatnya

Pada dasarnya, sifat yang jelek itu bisa diubah. Sebab meskipun belum ada manusia yang sempurna, tak berarti kita harus mentolerir kekurangan-kekurangan kita. Kita memiliki kesempatan untuk mengubah kekurangan yang ada di dalam diri kita. Bahkan Alkitab saja memuat ayat-ayat tentang kerinduan Allah agar manusia bertumbuh ke arah Dia.

Jangan menutupi kekurangan dengan alasan sudah sifat dari sononya. Karena orang-orang yang berusaha menutupi kekurangan mudah sekali mengkritik orang lain, sementara dia menutup diri dari kritikan. Ini yang berbahaya! Lebih baik kita belajar membuka diri terhadap kekurangan kita. Dengan begitu kita tidak terlena oleh kekurangan diri kita sendiri.

Saya masih ingat ketika teman kecil saya sedikit mengingatkan tentang kualitas tulisan saya. Saat itu dia menyampaikan dengan segan dan bingung. Tapi begitu saya tangkap maksudnya, saya justru senang karena sudah diingatkan. Saya bersyukur ada yang berani mengkritik atau menegur sekalipun, selama itu untuk kebaikan saya.

Sobat, belum terlambat untuk memperbaiki kekurangan kita. Tuhan masih menyediakan waktu untuk membenahi apa yang masih kurang dalam hidup kita. Tuhan Yesus juga menyadari kekurangan yang ada dalam hidup kita, tapi ada batas toleransinya, Dia tidak ingin kita terus tinggal dalam kekurangan kita alias hidup yang stagnan. Tuhan Yesus mau hidup kita menjadi seperti Dia. Sementara untuk menjadi seperti Dia, tentunya harus mau berubah. Nah, berubahlah!

Terjemahan baru:
Roma 12:2 berkata: Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

0 komentar

Posting Komentar